Demak, Demaknews.id – Ketua Lembaga Adat Kadilangu R Agus Supriyanto angkat bicara soal Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga Demak dilakukan dua kali pada tahun 2022 lalu.
Seperti diketahui, pada momentum penjamasan tahun 2022 silam, dua kubu keturunan ahli waris Sunan Kalijaga antara Panembahan dan Kasepuhan saling klaim kebenaran penjamasan pusaka Keris Kyai Carubug dan Rompi Kutang Ontokusumo.
Padahal penjamasan pusaka Sunan Kalijaga sendiri merupakan prosesi yang sakral dan berlangsung ratusan tahun lalu, untuk merawat dan menjalankan wasiat leluhur. Bahkan bagi masyarakat awam ada yang rela berjalan kaki dua hari untuk mengikuti acara tersebut.
Baca juga :Â Para Kyai Sepuh NU se Jawa Berkumpul di Demak Rembug Kebangsaan
Dalam praktiknya, tim penjamas ditunjuk oleh Panembahan Kadilangu Raden Krisnaedi selaku pemimpin spiritual adat. R Agus menyebut, dalam prosesi itu ia bertugas memangku sekaligus membuka dan menutup peti pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
“Justru sekarang ini jadi runyam, karena acara ini ada kelompok yang menganggap ini tidak sakral, kenapa saya bilang gitu, karena acara penjamasan sebenarnya tidak dua, hanya satu kali. Kenapa satu kali, karena saya yang membuka dan saya yang menutup kotak pusaka itu,” ungka R Agus kepada Jatengnews.id, Kamis (25/5).
Ia menayangkan adanya pihak lain yang mengaku bisa menjamasi pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, untuk itu perlu dibuktikan agar masyarakat tidak salah paham.
“Tapi kok ada pihak-pihak yang berani mengaku menjamasi, ayo dibuktikan, siapa yang menjadi pengadil, Forkopimda silahkan hadir, bupati silahkan hadir, bupati silahkan hadir, nanti peti pusaka diturunkan ayo kita uji kita buktikan,” ucapnya.
“Kotak pusaka adalah kotak kuno dan kunci kuno, makanya kalau ada pihak-pihak yang mengaku-ngaku bisa menjamasi ini kan memperihatinkan, tolonglah dipahami apakah tidak menghormati sosok Kanjeng Sunan Kalijaga,” imbuh R Agus.
Orang yang juga menjadi Ketua Pembina Yayasan Sunan Kalijogo Kadang itu menuding, bahwa penjamasan pusaka dilakukan dua kali pada tahun 2022 silam adalah omong kosong dan tidak menghormati Sunan Kalijaga.
“Kalau orang luar saja begitu menghormati, ribuan orang datang dari pagi sampai malam, kok ini ada orang yang mengklaim penjamasan dua kali. Darimana mereka, saya katakan mereka tidak mungkin bisa membuka kunci, yang membuka nutup saya tiap tahunnya. Berarti penjamasan dari dulu hanya satu kali sejak dulu, gak ada penjamasan dua kali, itu omong kosong,” tuturnya.
Pada tahun 2023 ini, mengingat sebentar lagi penjamasan pusaka Sunan Kalijaga Demak yang rutin dilangsungkan pada tanggal 10 Zulhijah, apabila ada klaim penjamasan dari pihak lain lagi ia meminta untuk pembuktian kebenarannya dengan membuka peti pusaka kuno yang berisi pusaka Sunan Kalijaga.
“Kalau memang ini fear ya, kalau pengen ngerti siapa sebenarnya ya diuji saja, sebelum pra penjamasan itu diturunkan (kotak pusaka) diuji, siapa yang bisa membuka ayo diuji dengan saya, mereka katanya punya kunci untuk membuka, ayo buka, saya buka saya tutup lagi, silahkan diuji bisa buka tidak,” tegas R Agus.
“Kalau tidak bisa, berarti mereka melakukan penipuan setiap tahunnya, pidana dong, karena mereka melakukan penipuan terhadap masyarakat, dia melakukan kegiatan itu sumbangan darimana, kalau ada sumbangan berarti melakukan penipuan terhadap masyarakat kan,” sambungnya.
R Agus merasa prihatin atas klaim dari pihak lain yang mengaku menjalankan prosesi penjamasan Sunan Kalijaga Demak, seolah-olah tidak menghormati leluhurnya.
“Ini kita yang menjadi prihatin lah, jangan menjual nama Sunan Kalijaga, ini sosok wali yang sangat besar, jangan mengaku-ngaku ahli waris, ahli waris itu ahli mewarisi apa, saya tanya sekarang, jangan besar kepala besar mulut mengaku ahli waris,” tukasnya. (Zaidi-03)