Semarang, Demaknews.id – Menengok Sembahyang Ci Sin umat Tionghoa di gedung Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong (Rasa Dharma), tepatnya di daerah gang Pinggir Kranggan, Semarang Tengah.
Sembah Ci Sin biasa di lakukan 4 hari setelah tahun Baru Imlek.
“Hari ini tanggal 4 Imlek bulan 1, kita menyambut turunnya dewa dapur,” jelas Jose Ama Jeus (24) Seksi Ritual dan Kebudayaan dalam gedung Perkumpulan Sosial Rasa Dharma.
Baca juga :Â Rhapsody Nusantara, Semangat Sumpah Pemuda dalam Musik dan Doa Untuk GanjarÂ
Menurut kepercayaannya, hari ini dewa dapur turun dari langit setelah sebelumnya, dewa tersebut di percaya naik ke langit menemui tuhan untuk melaporkan catatan tahunan pada tanggal 24 bulan 12, tepatnya pada 15 Januri 2023 lalu.
“Dewa dapur sekarang sudah kembali ke altar beliau (tempat bertugasnya),” ucapnya saat di temui Jatengnews.id Rabu (25/1/2023).
Masih berdasarkan kepercayaannya, dewa dapur bertugas mencatat keseharian yang dilakukan yang di lakukan dalam rumah, terkhusus dalam Boen Hian Tong tersebut.
“Sembahyang ini, kita berharap dengan turunnya dewa dapur tersebut, dapat memberikan berkah kepada orang yang tinggal disini,” harapnya dalam sembah yang tersebut.
Terlihat, ia melakukan puja-puja di dalam ruang altar untuk menyembah tuhannya. Beberapa kali juga keluar membawa tampah dengan diatasnya terdapat kertas sembahyang dewa cai sin ya (dewa rejeki).
Sampai di luar pintu, kertas tersebut, dibakar dan dilakukan bentuk gerakan pemujaan.
“Prosesinya, kita Sembahyang kepada tuhan dulu, lalu masuk ke ruang altar dan memakai kertas doa yang sudah di siapkan lalu ditaruh di tampah. Kertasnya kita tata melingkar dan di bakar,” ucapnya.
Lanjutnya, prosesi tersebut sebagai bentuk medium penyambutan dewa dapur yang tengah turun dari langit.
“Setelah semua sudah selesai kita berdoa dan berterimakasih atas bimbingannya, serta pelaporannya yang tengah disampaikan ke tuhan,” paparnya.
Dalam altar tersebut, terlihat juga beberapa sesaji yang persembahkan seperti kue dan pisang. (Kamal-03)