Demak, Demaknews.id – Makam Syekh Mudzakir atau makam terapung di Demak, Jawa Tengah banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Makam terapung di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak itu nampak terapung meskipun daratan di kampung tersebut terdampak abrasi dan rob.
Salah satu ojek perahu di area Makam Syekh Mudzakir, Kamdani mengatakan, Makam Syekh Mudzakir biasa ramai mulai Kamis Malam sampai Minggu. Dirinya biasa ojek perahu sampai empat kali beroperasi pada saat akhir pekan tersebut.
“Kalau ramai biasa bolak balik empat kali. Satu perahu menampung sepuluh orang,” terang Kamdani, Kamis (12/8/2021).
Kamdani menambahkan, peziarah bisa melewati dua jalur menuju Makam Syekh Mudzakir. Jalur pejalan kaki dari Dukuh Bedono sepanjang sekitar 1 kilometer dan jalur perahu dari Dukuh Morosari dengan jarak sekitar dua kilometer.
Berdasarkan pantauan lapangan, jalur pejalan kaki dari SD Negeri I Bedono tersebut rusak dan dalam kondisi sebagian perbaikan. Jalan selebar sekitar 1,5 meter kelilingi lautan tersebut nampak ada jembatan bambu akibat putus dari gelombang besar akhir tahun lalu.
Sementara peziarah yang ingin menaiki perahu, hanya perlu membayar uang sebesar Rp 15 – Rp 20 ribu berangkat dan pulang. Tarif per orang disesuaikan dengan jumlah kapasitas maksimum 10 orang, tinggal membagi jumlah anggota yang ingin berangkat dan pulang menggunakan perahu. Semakin banyak orang semakin lebih baik.
Sementara ketua ojek perahu yang lain, Ismail mengatakan, jumlah kunjungan setiap harinya di makam tersebut bisa mencapai 15 ribu peziarah. Kendati kondisi masih dalam pemberlakukan pembatasan kegiatan
masyarakat (PPKM), makam dengan nama asli KH Abdullah Mudzakir tersebut tutup dan sepi peziarah.
Ismail menambahkan, peziarah yang datang ke makam tersebut pun beragam. Dari warga lokal maupun luar daerah. Seperti halnya, Bandung, Cilegon, Palembang, Lampung, Jambi, Madura.
“Saat ini tutup, jadinya sepi. Biasanya ya ramai,” ujarnya. (Adv/Sai-03)