Magelang, Demaknews.id – Meningkatnya permintaan peti mati ini seiringan dengan naiknya jumlah kasus meninggal akibat Covid-19. Banyak perajin kayu seperti Budiyanto yang kemudian beralih menjadi pembuat peti jenazah.
Dikutip dari Suara.com jaringan media Demaknews.id, mulanya bengkel kayu Budiyanto berfokus pada pembuatan kusen dan lemari. Kemudian di bulan November 2020, dirinya ditawari membuat peti mati oleh salah seorang petugas pemulasaraan jenazah di RSUD Muntilan.
“Awalnya saya nolak karena banyak kerjaan. Kemudian sebulan kesini lagi, saya terima. Cuma gitu saja awalnya,” kata Budiyanto saat ditemui di bengkel kayu di Dusun Pranan, Desa Danurejo, Kecamatan Mertoyudan.
Dalam sepekan, Budiyanto bisa membuat hingga 15 peti mati pesanan. Ia menuturkan, jumlah permintaan ini meningkat drastis setelah masa Lebaran pada pertengahan Mei kemarin yang sebelumnya paling hanya 4 peti jenazah.
“Sebelum Lebaran kemarin masih sedikit yang meninggal. Habis Lebaran ini, banyak meninggal terus,” ujar Budiyanto.
Untuk memenuhi target pesanan, bahkan dirinya menambah 3 orang pekerja. Anaknya yang masih sekolah juga ikut membantu di bengkel kayu miliknya.
Kebanyakan peti mati itu adalah pesanan sejumlah rumah sakit di Kabupaten Magelang. RSUD Muntilan menjadi pelanggan tetap peti jenazah buatan Budiyanto. Belakangan ini, seringkali ia menerima pesanan dari RSUD Merah Putih.
“(RSUD) Muntilan jelas sini. Jika masih mumpuni, melayani RS Merah Putih. Kadang juga lokalan orang meninggal daerah sini, pribadi. (Karena) Covid tapi mungkin di RSU antre jadi ambil kesini,” kata Budiyanto.
Ia mengaku sudah menggeluti dunia kerajinan kayu sejak tahun 2015. Awalnya ia tak tahu sama sekali cara membuat peti mati.
“Kemudian dari RSUD Muntilan dikasih gambar tapi ukurannya kebesaran. Terus saya rehab yang simpel-simpel saja,” ujarnya.
Budiyanto kebanyakan memanfaatkan kayu mahoni untuk membuat peti mati. Pasalnya, bahan tersebut lebih mudah didapat dibandingkan kayu duren atau jenis lainnya.
Satu peti mati ia jual seharga Rp1.250.000, sudah termasuk dengan ongkos kirim. Meski jumlah permintaan melonjak, Budiyanto mengaku tak ingin memanfaatkan kondisi ini dengan menghargai lebih peti jenazah buatannya.
“Dari dulu sampai sekarang (harga) sama. Yang penting lancar, kabeh mlaku (semua jalan),” tegasnya.
Sekarang ini Budiyanto tidak lagi menerima pesanan membuat kusen dan lemari karena fokus membuat peti mati. Apabila ada pesanan kusen, dialihkan ke tukang kayu lainnya. Hal ini karena dulu dirinya bisa lebih santai karena pesanan hanya dua hingga empat peti dalam sepekan.
“Jadi saya menerima order lain masih bisa. Sekarang nggak bisa,” katanya.
Bedasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, jumlah warga meninggal terkonfirmasi Covid-19 hingga 14 Juli 2021 mencapai 563 orang. Sebanyak 207 orang dinyatakan meninggal probable (diduga dengan gejala klinis) Covid-19. Sedangkan jumlah konfirmasi sembuh saat ini sebanyak 13.904 orang.
Sebagai informasi tambahan, dilansir dari situs Worldometers, pada 13 Juli 2021, Indonesia menjadi negara dengan penambahan kasus Covid-19 harian terbanyak di dunia dengan 40.427 kasus baru.
Berdasarkan sumber data yang sama, Indonesia juga menduduki peringkat teratas jumlah kematian baru harian akibat Covid-19. Meski begitu, jumlah harian warga yang dinyatakan sembuh di Indonesia juga tergolong banyak. Tercatat 34.754 orang dinyatakan sembuh dari Covid pada 13 Juli 2021.(Angga Haksoro Ardi/Devan-03)