Semarang, Demaknews.id – Salah satu ruas jalan yang sering terjadi kecelakaan yakni turunan Silayur yang berada di Kecamatan Ngaliyan Semarang.
Adapun, turunan Silayur memang sering disebut jalur tengkorak bagi pengendara yang melintas dari arah Selatan yaitu Mijen menuju pusat Kota Semarang. Turunan itu juga cukup curam dan pengendara perlu konsentrasi lebih saat melintas.
Kontur tanah yang tidak rata diguga menjadi penyebab sulitnya penanganan antisipasi kecelakaan lalulintas. Selain itu, lemahnya penindakan terhadap kendaran berat seperti kontainer yang sering melanggar aturan menambah sulitnya penanganan kecelakaan lalulintas.
Aturan yang masih diberlakukan oleh Dishub Kota Semarang adalah melarang kendaraan berat yang Muatan Sumbu Terberat (MST) lebih dari 8 ton melintas saat jam jam padat. Kendaraan berat itu hanya boleh melintas pada jam 23.00 WIB sampai 04.00 WIB. Namun, faktanya kendaraan berat itu masih melanggar aturan.
Hal itu diamini oleh Kepala Dishub Kota Semarang, Endro P Martanto. Ia mengatakan pengemudi sering melanggar aturan karena pengemudi truk sulit masuk kawasan industri jika menganut aturan tersebut.
“Dilokasi tersebut sudah ada pembatasan jam untuk truk yang melebihi 8 ton dilarang melintas. Tapi sering dilanggar. Pengemudi truk mengatakan kalau masuk ke kawasan industri sesuai jam yang diijinkan tidak ada yang menerima karena pabrik di kawasan tersebut sedang tutup,” ucap Kadishub saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (29/5/2021).
Pihaknya juga telah mengirimkan surat edaran kepada pihak pabrik terkait aturan tersebut.
Endro mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian lalulintas tidak terulang, Dishub telah melakukan penanganan jangka pendek dengan memasang rambu-rambu peringatan, lampu flashing, dan pita kejut sebagai informasi kepada pengguna jalan agar mengurangi kecepatan di turunan Silayur.
Sementara itu, untuk penanganan jangka menengah, pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) akan melakukan pengepresan jalan sesaui dengan kalayakan Geometri supaya aman dilalui kendaraan.
“Rencananya akan dilakukan pengepresan seperti pertigaan Hanoman jalan Siliwangi. Saat ini telah dilakukan studi untuk pemotongan elevasi jalan (pengeprasan & peninggian jalan) oleh DPU supaya turunan / tanjakan tersebut bisa lebih landai,” ucapnya.
Ia mengatakan, upaya tersebut sudah dilakukan sejak 2017 dan saat ini dalam proses pengajuan penganggaran serta akan dilakukan pelebaran lajur jalan pada segmen jalan yg menyempit.
Diketahui, di sepanjang jalan turunan Silayur sering terjadi kecelakaan lalulintas bahkan menelan korban jiwa. Terakhir, kejadian Laka melibatkan sebuah truk kontainer yang mengalami rem blong saat melaju di turunan Silayur pada Jumat (21/5/2021) seminggu lalu.
Tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut namun upaya penanganan yang cepat dan tepat perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan jiwa. (Majid-03)