Demak, Demaknews.id – Lembaga Falakiyah Nahdlotul Ulama (LFNU) Kabupaten Demak menyebut, gerhana bulan total merupakan fenomena alam yang tidak ada hubungannya dengan mitos.
“Ini sebuah fenomena alam yang tidak ada hubungannya dengan mitos atau apa, ini memang bisa dihitung dan bisa diramal dengan hitungan hisab. Jadi sangat-sangat biasa terjadi,” ungkap Sekertaris LFNU Demak, Ahmad Musyafa’ kepada Jatengnews.id.
Musyafa’ mengatakan, untuk mengetahui fenomena gerhana sudah bisa dihitung jauh-jauh hari sebelumnya.
“Kalau dihitung secara sederhana bisa, kita sudah punya data yang tertulis di kitab hisab itu kalau kita padukan misal dengan menggunakan kalkulator bisa excel itu nanti Alan bisa menghasilkan angka-angka akurat. Nanti jamnya, jam berapa akan terlihat, akhirnya akan terlihat, dan semuanya bisa terbaca,” jelasnya.
Adapun gerhana bulan total yang terjadi pada malam ini, menurut Musyafa tidak seperti biasannya. Yakni terjadi pada siang hari atau tepatnya sore hari pukul 15.47 WIB.
“Awal bisa dilihat yaitu pada 16.44 atau siang hari. Tadi awal dilihat sudah bisa pada 17.59 WIB sudah bisa melihat, pada puncaknya total yaitu jam 18.18 WIB,” katanya.
“Kita samakan dengan aplikasi yang ada, dengan garapan yang kita punya. Alhamdulillah perhitungannya sangat persis dan sangat akurat. Sehingga apa yang kita punya apa yang kita hisab bisa dipakai untuk seterusnya,” tambah Musyafa’.
Untuk menyambut gerhana total sendiri, menurut Musyafa pihaknya sudah melakukan izin untuk melakukan pengamatan di pelataran Masjid Agung Demak.
“Saya dari LF memang harus minta izin kepada takmir sini untuk melakukan pengamatan di ini, dan kegiatannya yaitu melakukan sholat gerhana,” tandasnya. (Zaidi-03)