31 C
Demak
3 October 2023
spot_img

Kartini Ternyata Merupakan Keturunan Bangsawan Demak

Demak, Demaknews.id – Menjadi warga Kabupaten Demak haruslah bangga karena RA Kartini adalah keturunan dari bangsawan Demak, yakni cucu dari Bupati Demak ke-25 Pangeran Ario Condronegoro IV.

Hal tersebut diungkapkan PLT UPTD Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak, Ahmad Widodo, saat ditemui Jatengnews.id di kantornya.

Menurut Widodo, RA Kartini pernah berucap ‘Habis gelap terbitlah terang, aku bangga pada kake ku Condronegoro seorang Bupati Demak’.

“Ceritanya bermula dari sini, suatu ketika Condronegoro berkata pada anak-anak nya ‘Hai anak-anak ku semua, hendaklah kamu belajar, belajar ilmu barat. Kalo tidak mau, keturunan mu bakal bodoh dan tidak bisa menolong keluarga dan masyarakat’ ini statement Condronegoro,” terangnya.

Menurutnya Condronegoro dilantik menjadi Bupati Demak di usia 25 tahun dan kondisi Demak sedang kacau balau. Diantaranya sandang pangan mahal dan orang tidak bisa makan sebagaimana mestinya. Sedangkan air kalau hujan banjir dan pas kering kekeringan.

Menjadikan Condronegoro mulai menyelidiki terjadinya itu, dan penyebabnya adalah Belanda. Karena banyak masyarakat yang dipekerjakan Belanda di perkebunan nya pada saat itu.

“Condronegoro menemukan beberapa penyebab, pertama kebodohan dan kedua menjadi buruh Belanda. Maka Condronegoro mau berontak tapi tidak memiliki tentara dan persenjataan yang kuat, dan bilamana memberontak itu pun tidak bakal menang,” katanya.

Condronegoro diperkirakan kalah karena beberapa penyebab, pertama Condronegoro dalam mengurus pemerintahan selalu diawasi oleh belanda, kedua persenjataan nya pun tidak lengkap.

“Maka mengambil kesimpulan supaya rakyat di Demak bangkit itu dengan cara pendidikan. Agar menjadi contoh masyarakat, Condronegoro menyekolahkan anaknya dengan memakai guru privat dari Belanda dan diberi pelajaran ilmu-ilmu barat,” jelasnya.

Disitulah peluang cakrawala untuk maju dipelopori Condronegoro dengan jalan pendidikan. Maka diteruskan perjuangannya oleh Purboningrat dan setelah itu Hadiningrat.

“Nah itulah yang menjadi semangat Kartini dalam pendidikan dan berjuang melalui pena dan menuliskan bagaimana semestinya menjadi gadis Jawa yang bisa setara dengan kaum lelaki.” pungkasnya. (Nizar-03)

Related Articles

- Advertisement -spot_img